Yang berbasis di New York, mengirimkan surat protes kepada produsen dan Perdana Menteri Jepang Taro Aso. Menurut kelompok itu, permainan itu melanggar konvensi tahun 1985 mengenai diskriminasi terhadap perempuan.
Game bernama RapeLay itu, pemain mendapatkan poin atas setiap kekerasan seksual yang dilakukan, termasuk mengejar perempuan di dalam kereta, merudapaksa perawan dan ibunya, serta memaksa perempuan untuk melakukan aborsi.
Sementara Illusion, pembuat game yang berbasis di Yokohama, menolak menanggapi protes dari Equality Now. "Kami bingung dengan protes itu," ujar juru bicara Illusion Makoto Nakaoka.
"Kami membuat permainan untuk pasar domestik dan mematuhi hukum di sini. Kami tidak dapat berkomentar terhadap kampanye itu, karena kami tidak menjual permainan itu ke luar negeri."
Jepang selama ini kerap dikritik sebagai produsen pornografi anak. Namun sayangnya aturan yang berlaku tidak mengkriminalisasikan kepemilikan terhadap barang-barang tersebut. Aturan yang ada juga telah gagal melindungi anak dari pornografi, seperti yang disebarkan dalam bentuk animasi atau dikenal sebagai hentai.
Illusion adalah perusahaan pembuat permainan komputer yang dikenal dengan produk-produknya seperti Biko series, Battle Raper, Des Blood series, Artificial Girl, dan Sexy Beach. Berdasarkan kebijakan perusahaan, permainan yang diproduksi tidak ditujukan untuk dijual di luar Jepang.(igaul)
You might also like:
Related Post :
Related Post :
Subscribe to:
Post Comments (RSS)
2 comments for this post
ada samplenya gak tuh! (hehehehe
SAYANG SAKALI